Tawakkul Karman
Penghargaan Nobel adalah sebuah anugerah yang diserahkan kepada mereka yang telah berjasa besar bagi hajat hidup orang banyak. Entah itu berkontribusi dalam bidang Fisika, Kimia, Sastra, Kedokteran, hingga Perdamaian. Dilihat dari usaha para peraihnya, penghargaan ini bisa jadi jauh lebih penting dan prestisius ketimbang Oscar, piala Grammy, atau bahkan Piala Dunia.
Penghargaan yang pertama kali diberikan pada tahun 1901 ini telah diterima oleh banyak manusia hebat dan berdedikasi dalam bidangnya masing-masing.
Dengan adanya hari raya umat Islam dan berita penghargaan Nobel 2020 yang masih hangat, sepertinya cocok untuk membahas siapa saja tokoh Islam yang mendapat Nobel. Dari lebih dari 800 orang yang mendapat penghargaan Nobel di 6 bidang, 12 diantaranya adalah Muslim dan dari 12 orang itu hanya 3 yang ada dibidang sains. Untuk bagian 2 kalian bisa baca disini
Tulisan ini bertujuan untuk menginspirasi umat Islam di grup ini supaya lebih bersemangat dalam berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan umat manusia, seperti zaman keemasan yang pernah dicapai Islam beberapa ratus tahun yang lalu. Tapi, tahukah kamu ada berapa banyak peraih Nobel yang ternyata seorang Muslim?
NOBEL KIMIA
1. Ahmed Zewail (1999 - Mesir, Amerika)
Ahmed Zewail lahir (26 Februari 1946) di dekat Damanhur, "Kota Horus", hanya 60 km dari Alexandria. Dalam retrospeksi, sungguh luar biasa bahwa asal mula masa kecilnya diapit oleh dua tempat hebat - Rosetta, kota tempat Batu yang terkenal ditemukan, dan Alexandria, rumah pembelajaran kuno.Saya satu-satunya putra dalam keluarga dengan tiga saudara perempuan dan dua orang tua yang penuh kasih.
Zewail disebut sebagai Bapak ilmu femtokimia atau femtochemistry. Femtokimia adalah ilmu yang mempelajari zat kimia dalam waktu yang sangat sangat cepat dalam ukuran femtodetik atau seperkuadriliun detik (satu kuadriliun adalah satu dengan lima belas nol dibelakangnya). Femtokimia dilakukan menggunakan sinar laser ultracepat dan ultrapendek. Dalam skala super cepat ini, ilmuwan mampu mengamati transisi di suatu reaksi kimia atau dengan kata lain mampu melihat pergerakan atom-atom saling menempel untuk membentuk molekul-molekul. Selain kimia, femtokimia juga diaplikasikan ke bidang lain seperti Biologi.
Zewail mendapat sarjana dan magister di jurusan Kimia Universitas Alexandria Mesir, sedangkan doktoralnya di Universitas Pennsylvania Amerika. Dia kemudian bekerja di California Institute of Technology. Dia kemudian dinaturalisasi menjadi warga negara Amerika dan diangkat Presiden Obama sebagai duta sains Amerika ke Timur Tengah. Ia adalah kimiawan Muslim pertama dan ilmuwan Muslim kedua yang dianugerahi Penghargaan Nobel
2. Aziz Sancar (2015 - Turki, Amerika)
Bersama Thomas Lindahl dan Paul Modrich mendapatkan Nobel atas jasa mereka dalam mempelajari bagaimana DNA tubuh kita memperbaiki diri ketika rusak. DNA adalah zat yang memprogram seluruh tubuh kita. Jika rusak maka dapat terjadi mutasi dan munculnya penyakit seperti kanker. Kerusakan DNA disebabkan oleh berbagai faktor, faktor internal seperti kesalahan saat replikasi DNA dan faktor eksternal seperti radiasi ultraviolet. Kerusakan DNA merupakan hal yang alamiah di kehidupan makhluk hidup, karena penuaan dan diakhiri kematian disebabkan oleh kerusakan DNA yang terakumulasi selama hidup kita.
Aziz mendapatkan Magister di Universitas Istanbul, kemudian meneruskan pendidikannya di University of Texas at Dallas Amerika. Dia bekerja sebagai profesor dan peneliti di University of North Carolina. Dia mendirikan Aziz and Gwen Sancar Foundation untuk mempromosikan budaya Turki di Amerika dan mendukung pendidikan suku Turki di Amerika. a adalah kimiawan Turki pertama, orang Turki kedua dan ilmuwan Muslim ketiga yang dianugerahi Penghargaan Nobel
NOBEL FISIKA
1. Abdus Salam (1979 - Pakistan)
Abdus Salam lahir di Jhang, sebuah kota kecil di tempat yang sekarang Pakistan, pada tahun 1926. Ayahnya adalah seorang pegawai di Departemen Pendidikan di sebuah distrik pertanian yang miskin. Keluarganya memiliki tradisi kesalehan dan pembelajaran yang panjang.
Bersama dengan Seldon Glashow dan Steven Weinberg memenangkan Nobel di bidang Fisika. Lebih spesifiknya di bidang Fisika Teori. Di fisika kita mengenal berbagai macam gaya yang menggerakkan benda. Jika kalian belajar fisika lebih mendalam ternyata hanya ada empat gaya terpenting dan paling dasar di alam semesta yang kita tempati. Gaya tersebut adalah Elektromagnetik, Nuklir Lemah, Nuklir Kuat, dan Gravitasi. Abdus Salam menjadi muslim pertama yang mendapat Nobel di bidang Sains
Elektromagnetik adalah gaya gabungan listrik dengan magnet, gaya yang kita temukan sehari-hari seperti gaya gesek merupakah turunan dari gaya elektromagnetik karena ada interaksi antara dua atom yang bergesekan. Nuklir Lemah adalah gaya yang mengatur peluruhan radioaktif suatu atom, atom yang radioaktif bersifat tidak stabil dan akan meluruh menjadi atom lain misalnya Uranium-235 akan meluruh menjadi Kripton-92 + Barium-141 + neutron, reaksi tersebut dapat ditemukan di dalam bom atom. Nuklir Kuat adalah gaya yang membuat atom penyusun alam semesta ini tidak pecah, pernahkan kalian bertanya mengapa inti atom terdiri proton proton padahal seharusnya proton saling tolak menolak? karena ada gaya yang disebut Nuklir Kuat dan dimediasi oleh partikel bernama Gluon yang mengikat proton2 tersebut, hal-hal diatas mungkin akan kalian pelajari jika kalian kuliah di jurusan fisika.
Abdus Salam berkontribusi dalam teori elektrolemah yang menggabungkan elektromagnetik dan nuklir lemah dalam satu teori, salah satu tujuan fisika modern saat ini adalah untuk menggabungkan empat gaya dalam satu teori sekaligus disebut Theory of Everything yaitu teori yang dapat menjelaskan segala sesuatu di alam semesta.
Abdus Salam adalah salah satu ilmuwan terpenting di Pakistan. Bahkan ada yang mengatakan jika Abdus Salam berkontribusi besar dalam proyek bom atom Pakistan. Dengan bom atom ini, Pakistan menjadi salah satu negara yang ditakuti di dunia. Abdus Salam kemudian menetap dan meninggal di Inggris karena dia Islam beraliran Ahmadiyya. Pemerintah Pakistan menyatakan Ahmadiyya bukan Islam. Walaupun begitu, nama dan jasa Abdus Salam masih dikenang oleh pemerintah dan rakyat Pakistan.
sumber :
[1]wikipedia.com
[2]britanica.com
[3]nobelprize.org
Post a Comment