KELAHIRAN
Habib Ali bin Husin Alatas atau yang dikenal dengan panggilan
Habib Ali Bungur dilahirkan di Huraidhah, Hadramaut, pada tanggal 1 Muharram
1309 Hijiriyah atau 1889 Masehi.
WAFAT
Habib Ali bin Husin Alatas pada akhirnya memenuhi panggilan
Allah, beliau berpulang ke haribaan Allah SWT pada usia 87 tahun, tepatnya
bulan februari 1976.
PENDIDIKAN
Sejak usia enam tahun Habib Ali Bungur memulai pendidikanya
di ma’had atau pesantren di Hadramaut. Pada usia yang menginjak 23 tahun
atau pada tahun 1912, beliau berangkat untuk menunaikan ibadah haji.
Di kota suci ini, Habib Ali menetap selama lima tahun.
Waktunya dihabiskan untuk menuntut ilmu kepada beberapa ulama. Kemudian pada
tahun 1917, beliau kembali ke Huraidhah, dan mengajar di kota yang banyak
memiliki pesantren.
Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 1920, pada usia 41 tahun,
ia pun berangkat ke Jakarta. Ketika di Jakarta beliau menetap di daerah Cikini,
berdekatan dengan Masjid Cikini. Masjid tersebut adalah masjid yang dibangun
oleh Raden Saleh.
Habib yang dikenal sebagai guru dari sejumlah ulama terkemuka
di Betawi itu, pada masa hidupnya dikenal sebagai ulama ahli dalam bidang
fikih, falsafah, tasawuf, dan perbandingan mazhab. Menguasai berbagai kitab
kuning dari berbagai mazhab.
MURID-MURID
Habib Ali Bungur, selama 56 tahun telah mengabdikan diri
untuk perjuangan agama. Bukan saja di Indonesia, juga di Malaysia dan
Singapura, banyak muridnya.
Di Indonesia, menurut putranya, Habib Husein, yang kini
menjadi penerus dari majelis taklim ‘Al-Khairat’ di Condet, mengatakan bahwa
ayahnya itu sebetulnya memilik banyak murid, karena ayah mengisi dan mengajar
dibeberapa daerah juga seperti, Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.
Di bawah ini adalah beberapa nama-nama murid Habib Ali Bungur
:
KH. Abdullah Syafi’ie, (Pimpinan Majelis Taklim
Assyfi’iyah)
KH. Tohir Rohili (Pimpinan Majelis Taklim Attahiriyah)
KH. Syafi’i Hadzami(Ketua Umum MUI Jakarta)
KH. Abdurahman Nawi (Pimpinan Majelis Taklim
Al-Awwabin di Tebet Jakarta Selatan)
Habib Husein Almachdor (Bondowoso)
Habib Abdullah Bilfaqih (Surabaya)
Buya KH. Abdullah bin Nuh
Prof. Dr. Abu Bakar Atjeh
Hamka
Habib Muhammad Alhabsyi (Putra Habib Ali Kwitang)
Habib Abdul Kadir bin Abdullah Bilfaqih (Malang)
KH. Abdul Razaq Ma’mun
KH. Nur Ali (Bekasi)
Bahkan menurut sebuah cerita, para muridnya itu kemudian
menjadi guru para mubaligh, dan perguruan tinggi Islam.
TELADAN HABIB ALI BUNGUR
Seperti dikemukakan oleh salah satu muridnya, Habib Ali bin
Abdurahaman Assegaff, salah satu pimpinan jamaah subuh di Tebet, ”Setiap orang
yang mengenal Habib Ali Bungur selalu akan berkata, hidupnya sederhana, dan
tawadhu”.
”Setahu saya, kata Habib Ali Assegaff, Beliau tidak pernah
menyakiti sesama manusia, teguh memegang prinsip, menolak pengultusan, berani
membela kebenaran, luas dalam pemikiran”.
Selain itu, Habib Ali Assegaff pernah mengatakan yang perlu
diikuti dari beliau adalah agar kita tidak membeda-bedakan kaya dan miskin.
Post a Comment